teknology

teknology

Rabu, 17 Maret 2010

Nilai Persahabatan Kristen


SAHABAT SEJATI

Bacaan: Amsal 18:19-24

Kata sahabat dapat didefinisikan sebagai "kedekatan seseorang akan
yang lain karena kasih sayang, rasa hormat, atau saling menghargai;
teman yang sangat inti". Yesus mendefinisikan persahabatan sebagai
demikian: "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu .... Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku
telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar
dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:14-15)

Sahabat adalah seseorang tempat kita berbagi cerita dan yang tak
pernah mengkhianati sebuah kepercayaan. Sahabat sejati tidak akan
mengeluarkan kata-kata yang melukai hati kita. Jika kita mendengar
sekelompok orang Kristen yang mencari-cari kesalahan orang Kristen
lainnya, mungkin kita akan bertanya-tanya apa yang mereka katakan
tentang kita bila kita tidak berada di depan mereka?

Sahabat sejati adalah orang yang mengetahui segala sesuatu tentang
kita dan mengasihi kita seutuhnya. Seorang anak muda menyebut
sahabat semacam itu sebagai "seseorang yang selalu setia bersama
Anda setelah ia menjadi teman Anda".

Sahabat sejati adalah seseorang yang di hadapannya kita dapat tampil
apa adanya tanpa takut terjadi kesalahpahaman. Ia bukanlah orang
yang diam-diam membicarakan kita dengan orang lain, melainkan orang
yang kepadanya kita dapat membuka rahasia hati, dengan keyakinan
bahwa ia tidak akan mengkhianati kita. Sahabat seperti itu adalah
Yesus, Pribadi sempurna yang menggenapi perkataan Salomo: "Seorang
sahabat menaruh kasih setiap waktu." (Amsal 17:17)

Sahabat seperti apakah Anda? [MRD]

The kindest Friend I`ve ever had
Is One I cannot see,
Yet One in whom I can confide,
Who loves and blesses me. -- ShulerAKU MENYEBUT KAMU SAHABAT

Orang yang berkenan di hati Allah ini memunyai hati untuk orang
lain. Anak Isai itu berdiri dengan kuat dan tegak dalam catatan
Kitab Suci sebagai satu sahabat yang benar dan setia. Hal ini masuk
akal, bukan? Dapatkah seseorang menyebut dirinya sahabat Allah jika
ia menolak persahabatan dengan orang lain? Jika sang Pencipta
merindukan makhluk pemberontak yang diciptakan menurut gambar-Nya
sendiri, dapatkah seseorang yang berjalan dengan Allah menyendiri
dari orang lain? Bukan perkara yang luar biasa bahwa orang yang
begitu dekat dengan Allahnya adalah juga orang yang sangat dekat
dengan orang-orang lain.

Kerinduan untuk Bersahabat

Dengan mengetahui hati saya sendiri, saya yakin bahwa semua orang
menginginkan persahabatan yang dalam, baik dengan orang lain maupun
dengan sekelompok kecil orang. Sesuatu di dalam manusia merindukan
sesama saudara -- satu saudara bagi siapa ia bersedia menyerahkan
nyawanya. Saya percaya Allah yang menaruh kerinduan semacam itu
dalam lubuk hati kita. Saya tidak tahu dengan kaum perempuan, tetapi
saya percaya banyak orang laki-laki memunyai kerinduan itu. Ada satu
kerinduan rahasia yang apabila keadaan menghendakinya, walaupun
manusia itu bersifat dosa dan mementingkan diri sendiri, orang akan
bersedia mengorbankan nyawanya bagi teman baiknya.

Tentu saja ini tidak menyamai persahabatan seorang laki-laki dengan
istrinya. Teman terbaik saya di dunia ini ialah Pat, istri saya.
Saya tidak akan menukarnya dengan sahabat siapa saja, laki-laki
maupun perempuan. Augustinus pernah mempelajari bahwa ketika Allah
melihat Adam kesepian, Ia tidak menciptakan sepuluh sahabat bagi
Adam, melainkan seorang istri. Tetapi meskipun demikian, walaupun
seorang istri adalah sahabat terdekat Anda, ada sesuatu kegelisahan
dalam hati seorang laki-laki yang berseru merindukan persahabatan
dan kepercayaan dari seorang laki-laki atau sekelompok orang lain.
Seseorang dengan siapa ia dapat melakukan perbuatan-perbuatan luar
biasa. Seseorang untuk menolongnya berjuang di dunia ini. Berhasil
atau gagal, menang atau kalah, banyak atau sedikit.

Barangkali itulah yang membuat kisah Daud dan Yonatan menggugah hati
orang. Mungkin itulah yang membuat bagian firman Allah tersebut
begitu menarik. Peradaban manusia tumbuh dan hancur, pasukan-pasukan
yang gagah berani timbul dan tenggelam, raja-raja yang berkuasa,
para pemimpin, dan kaisar dilupakan dalam lumpur masa lalu, tetapi
persahabatan Daud dan Yonatan -- setelah empat ribu tahun yang lalu
-- tetap memenangkan hati dan menaklukkan orang.

Sungguh suatu persahabatan yang istimewa. Bukan bahwa Yonatan adalah
satu-satunya sahabat Daud, tetapi karena kedua orang ini saling
mengasihi sampai akhir hayatnya.

Teladan Persahabatan

Kita telah mengenang kembali saat bersejarah sewaktu anak termuda
dari pemilik peternakan di Betlehem itu merobohkan Goliat dengan
sebutir batu dan memimpin orang Israel mengalahkan orang Filistin.
Tetapi ada sejumlah cerita kecil terhadap kisah mengalahkan Goliat
itu. Salah satu persahabatan yang paling berharga sepanjang zaman
dimulai pada hari itu juga.

"Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan
dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.
Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke
rumah ayahnya .... Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya dan
memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya,
panahnya, dan ikat pinggangnya." (1 Samuel 18:1-2, 4)

Kedua orang ini, Daud dan Yonatan, dapat menjadi saingan yang berat.
Keduanya memunyai hak atas takhta Israel, Yonatan melalui kelahiran
dan Daud melalui urapan Samuel. Pada zaman itu, Anda tidak berusaha
menjatuhkan lawan politik Anda dengan jalan memasang alat pendengar
rahasia di kantor mereka, menyadap pembicaraan teleponnya, atau
melancarkan kampanye menentang kebijaksanaannya. Pada zaman itu,
Anda hanya berusaha membunuhnya dengan semua cara. Tetapi tidak
demikian dengan Daud dan Yonatan. Sedikit pun tidak ada persaingan
antara keduanya. Setelah Yonatan menyaksikan Daud membunuh andalan
musuhnya, anak Saul ini merasa jiwanya berpadu dengan jiwa Daud. Itu
merupakan perpaduan yang terjadi seketika dan tak dapat dipisahkan
lagi. Yonatan mengasihi Daud seperti dirinya sendiri.

Kemudian pangeran Israel ini melakukan sesuatu yang sangat di luar
dugaan, bahkan tak masuk akal. Di depan mata ayahnya yang raja, di
depan para panglima tentara Israel, di depan seluruh rakyat Israel,
Yonatan menanggalkan jubah kerajaannya, pedang, panah, dan ikat
pinggangnya yang menandainya sebagai pewaris takhta kerajaan, dan
meletakkan semuanya di depan kaki gembala yang muda usia itu.

Apakah Anda melihat pengertian yang tercantum dalam tindakan itu?
Barangkali Anda berpikir, "Hmm ..., isyarat baik. Ia memberikan
seperangkat baju baru kepada teman baiknya." Apa begitu?

Cobalah menggambarkan diri sendiri dalam situasi berikut ini.
Bayangkan Anda sedang mengunjungi kota London dan mendapat
kesempatan untuk melihat-lihat Istana Buckingham. Ketika Anda
mengikuti pramuwisata Anda melalui ruangan-ruangan yang disepuh
emas, Anda dengan senang terheran-heran melihat seluruh keluarga
raja dalam pakaian kebesaran berdiri di sebuah ruangan besar. "Hei!"
kata Anda. "Saya tidak tahu ini terjadi dengan perjalanan keliling
saya." Pramuwisata Anda berhenti, membiarkan setiap orang menerima
hal itu dengan gembira. Sewaktu Anda merogoh kamera dari tas Anda,
Anda melihat Pangeran Charles maju ke depan dan membisikkan sesuatu
kepada salah seorang pengawalnya. Tiba-tiba pengawal itu memanggil
Anda untuk datang dan berlutut di depan keluarga kerajaan. Hampir
pingsan Anda meninggalkan teman-teman Anda yang keheranan, dan
dengan terhuyung-huyung, Anda berjalan ke depan. Ketika Anda
berlutut, Pangeran Wales itu secara dramatis melangkah ke depan,
meneliti Anda sebentar, kemudian membuka jubah kerajaannya dan
mengenakannya ke pundak Anda. Sebelum Anda dapat memerbaiki napas
Anda, ia memasangkan cincin kerajaannya ke jari Anda, meletakkan
tongkat emasnya di tangan kanan Anda, dan mengenakan mahkotanya ke
kepala Anda.

Dapatkah Anda menggambarkannya? Kemudian barangkali Anda dapat mulai
mengerti betapa seluruh rakyat Israel sangat terkejut atas tindakan
simbolis dari Yonatan.

"Daud, sahabatku," Yonatan berkata, "inilah janjiku kepadamu. Bahkan
takhta kerajaan pun tidak dapat menghalangi kita!"

Sebaliknya daripada saling bersaing, kelihatannya mereka saling
meninggikan. Inilah arti persahabatan. Bila seorang laki-laki
mengasihi laki-laki lain atau seorang perempuan mengasihi perempuan
lain sedemikian rupa sampai mereka saling meninggikan yang lain,
bukan dirinya sendiri, inilah tanda suatu persahabatan sejati.

Sahabat terbaik adalah seperti Yesus;
mereka akan tetap setia bersama Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar